Wednesday, July 30, 2008

Sancaka

Saya tak bergeming. Hanya sesekali menengok, menerawang jauh, bertanya-tanya adakah tanda-tanda yang saya tunggu muncul.

Beberapa kereta lewat sudah. Satu, dua, tiga. ini sudah enatah yang ke berapa kali tiupan peluit panjang terdengar. Memanggil-manggil saya untuk segera beranjak. Mengepulkan asap keperkasaan. Menggerakkan kokohnya roda besi menggetarkan hati.

Saya tetap tak bergeming. Kereta-kereta itu, jujur saja, menggelitik pikiran saya. Menggoda kesabaran yang kukuh saya dirikan. Apalagi tujuan tak berbeda. Bahkan datang lebih cepat dari prediksi saya.

Tapi tubuh saya tak bergerak. Meski badan sudah pegal-pegal menunggu lama. Rasa juga mulai gulana. Hati juga hampir lelah. Menunggu Sancaka jurusan Surabaya-Jogja tiba.