Saya bukan orang yang sangat percaya dengan hukum karma.
Tapi saya percaya bahwa setiap perbuatan pasti akan mendapat balasan.
Beberapa hari yang lalu saya mengambil pakaian yang sudah kurang lebih selama tiga hari saya jemur. Di jemuran tentunya, bukan di atap rumah.
Pada pakaian saya yang saya angkat tersebut, saya menemukan beberapa semut berbaris. Wah pikir saya, begitu manisnya saya sampai-sampai pakaian saya pun terkena aura kemanisan saya sehingga ditempeli oleh semut yang notabene doyan dengan yang manis-manis. Bagi saya sih biasa ya ditaksir oleh semut, secara, saya memang manis.. hehehe...
Berhubung gigitan semut itu menyakitkan dan menimbulkan gatal-gatal, saya pun membunuh satu persatu semut-semut kecil tersebut, tanpa rasa bersalah. Secara naluriah, manusia mana yang mau disakiti oleh seekor semut, bukan begitu? Apalagi, itu kan hanya seekor semut!! Sedangkan kita kan seekor eh seorang manusia?! Gengsi dong kalau saya harus mengalah pada semut. Betul tidak?
Ternyata kebiasaan saya membunuh.. semut.. itu tidak berhenti di situ saja. Setiap kali saya melihat semut yang sedang gerak jalan, baris berbaris, naluri pembunuh saya selalu muncul. Kadang-kadang saya berpikir, sebenarnya siapa yang manusia, siapa yang hewan ya?
Namun, suatu ketika, saya mulai sadar. Hati saya mulai tergerak. Otak saya mulai berpikir. Apa hak saya mengambil nyawa para semut itu? Bukankah sebagai makhluk hidup mereka memiliki hak yang sama untuk hidup dengan tenteram. Bukankah hanya Tuhan yang berhak mengambil nyawa makhluk-Nya?
Saya mulai berpikir, bagaimana kalau kelak di akhirat semut-semut itu menuntut balas atas perbuatan saya terhadap mereka di dunia? Pada saat Tuhan mau memasukkan saya ke surga, kemudian semut-semut yang mati di tangan saya itu berteriak ”SAYA TIDAK TERIMA TUHAN...AJENG ENGKAU MASUKKAN SURGA? SEBAB DIA TELAH MEMBUNUH SEBGIAN BESAR BANGSA KAMI, SEHINGGA KAMI TIDAK BISA MELANJUTKAN KEHIDUPAN KAMI DI DUNIA. KETURUNAN KAMI PUN TELAH PUNAH DI DUNIA KARENA DIA!!” dengan bahasa semut yang sudah pasti dimengerti oleh Tuhan, karena Tuhan Maha Mengetahui.
Akhirnya karena demonstrasi besar-besaran yang dilakukan oleh para semut yang mati di tangan saya tersebut Tuhan mengabulkan tuntutan mereka dan menjebloskan saya ke neraka. Jelas saya tidak bisa naik banding, karena saya tidak punya alibi apapun. Saya memang telah melakukan pembunuhan terhadap kawanan semut tersebut. Dan masuklah saya ke neraka.
Glotak!! Saya sadar dari lamunan tentang masa depan. Takut kalau kelak saya tidak dapat masuk surga karena tuntutan para semut yang mati di tangan saya, saya pun akhirnya memutuskan bahwa mulai saat ini saya tidak akan membunuh semut dengan cara yang kejam dan tanpa perasaan. Yah, paling saya akan berbicara baik-baik dengan para semut yang menempel di pakaian atau kamar saya untuk meninggalkan tempat. Semoga mereka mengerti bahasa manusia. Atau saya harus berbicara dengan bahasa semut?
Selamatkan kehidupan semut! Hidup semut!!
Friday, June 15, 2007
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment